Minggu, 06 September 2015

Warung Sate Kelinci Kota Batu yang Digandrungi Wisatawan

Banyaknya peternak kelinci yang menginspirasi Imam Syafi’i membuka Warung Sate Kelinci di Jl Patimura, Kota Batu. Karena sayang hanya untuk suvenir saja, maka Imam mempunyai ide untuk membuat sate kelinci. Ternyata, usahanya tidak sia-sia, hingga kini warungnya menjadi jujugan para wisatawan. 
Sudah 15 tahun, Warung Sate Kelinci berdiri di Jalan Pattimura, Kota Batu. Awal mula munculnya sate kelinci di Malang Raya juga berawal dari warung ini. Menurut Imam Syafi’i, pemilik Warung Sate Kelinci, dulu kelinci yang ada di Batu dijual pada saat berusia harian atau bahkan mingguan. Kelinci-kelinci ini menjadi suvenir wisatawan yang hendak meninggalkan Kota Batu. ”Sudah bisa ditebak kalau anak kelinci yang dijual itu akan mati dalam hitungan hari. Karena umumnya mereka belum bisa dipisah dari induknya. Kelinci yang masih kecil kan harus nyusu induknya,” katanya.
Dari situ Imam dan keluarga besarnya mengumpulkan modal mendirikan Warung Sate Kelinci. Apalagi bisnis kuliner bukan kali pertama digeluti Imam dan keluarganya. Sebab, keluarganya juga memiliki warung sate (bukan sate kelinci) sejak 1988. ”Dari pengalaman bisnis kuliner itu kami kembangkan ke Warung Sate Kelinci. Awalnya, yasayang kalau kelinci mati masih kecil. Lebih baik peternaknya baru menjual kelinci saat usia potong yakni usia enam bulan,” kata Imam yang mengelola bisnis ini sejak awal berdiri.
Ternyata, daging kelinci memang cocok juga disate. Saat pertama warung ini dibuka akhir Desember tahun 1998 pelanggan yang datang langsung membeludak. ”Kami buat sate dengan bumbu kacang seperti biasa. Tapi, kami buat sajiannya lebih menarik yaitu di atas hot plate yang biasa digunakan untuk steak agar satenya tetap hangat,” kata pria humoris ini.
rate bintang 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar