Minggu, 06 September 2015

Susu Telur Madu Jahe (STMJ) Pak Sentot

Minuman susu telur madu jahe (STMJ) di Kota Malang bisa jadi paling tua di Kota Malang. Sebab, minuman ini sudah eksis di Kota Malang sejak 1974. Hingga kini, setiap malam melayani sampai 300 gelas susu per harinya.
Suasana di STMJ Pak Sentot yang terletak di Jalan Bareng Gang 4 pada Rabu (15/4) malam, sekitar pukul 21.30 tampak ramai. Seperti tidak ada berhentinya kedatangan para pelanggan. Hilir mudik pelanggan yang keluar dan masuk di warung yang terletak di dalam mulut gang ini tidak pernah sepi. Setiap ada pelanggan yang keluar, selalu disertai dengan pelanggan yang masuk.
Apalagi suasananya setelah hujan, hawa dingin tentu sangat cocok jika dinikmati bersama dengan satu gelas besar susu hangat yang dipadukan dengan perasan jahe dan madu serta telur ayam kampung. Namun, jika tidak familier dengan minuman ini, bisa memesan susu segar dengan campuran sedikit gula dan madu asli.
Di depan warung yang didirikan oleh (alm) Warli Sentot dan kini dikelola oleh anak pertamanya alias generasi kedua, Leman Sidarta, 41, terdapat satu unit rombong yang digunakan untuk berjualan. Di samping rombong itu terdapat kompor gas dua tungku yang apinya seolah tidak pernah padam. Tak jauh dari tungku tersebut, terdapat panci lurik dengan daya tampung mencapai 40 liter yang  terlihat penuh. Di sisi lainnya, terdapat tungku api yang sudah tidak digunakan lagi, menandakan kejadulan dari minuman ini.
Saat wartawan koran ini datang ke Warung STMJ Pak Sentot, lokasi banyak didominasi oleh kaum laki-laki. ”Memang yang banyak beli di sini adalah para laki-laki. Kalau pascahujan deras, semakin banyak yang membeli,” terang Leman.
Leman berkisah, pada awalnya mendiang bapaknya berjualan STMJ pada malam hari di sekitar lokasi yang kini menjadi eks Warung Pecel Kawi. Ceritanya, Sentot mendapatkan lokasi di sana karena menumpang di tempat bosnya, yang merupakan juragan susu segar. ”Saya tidak tahu nama bos bapak. Namun yang jelas, saat pagi hari tempat itu digunakan untuk berdagang susu, kemudian pada malam hari baru digunakan untuk berjualan STMJ,” jelas laki-laki yang berpenampilan khas memakai topi pet ini.
Menurut Leman, bapaknya melalui STMJ ini bisa dikatakan sebagai salah satu orang yang memopulerkan minuman yang dipercaya mampu membuat peminumnya tidur nyenyak ini. ”Sebab, pada tahun segitu masih belum ada yang jual minuman seperti yang bapak jual,” terangnya.
Minuman ini, menurut Leman, merupakan salah satu hasil kreasi dari bapaknya yang kala itu masih menjadi karyawan di toko susu segar. ”Bapak ingin membuat susu menjadi lebih nikmat dan lain dari yang lainnya,” tambah dia.
Bapaknya membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun untuk menemukan racikan STMJ yang pas. Mulai dari meramu susu dengan perbandingan komposisi gula, teknik mengocok telur, hingga dengan jenis madu yang digunakan. ”Resepnya bapak eksperimen cukup lama. Hingga sekarang saya masih mempertahankan resep yang beliau ciptakan,” urai dia.
Karena masih menjadi minuman yang tergolong baru pada tahun 1970-an, tidak heran jika dagangan Sentot tidak serta merta ramai. Mangkal di sekitar Jalan Kawi mulai tahun 1974 hingga 1980, baru mulai ramai pada tahun 1980-an. ”Banyak orang yang bertanya-tanya ini minuman apa. Apa enak susu dicampur dengan telur ayam kampung,” imbuh bapak dua anak ini.
Sempat berpindah tempat mulai dari Jalan Kawi, kawasan Simpang Kawi mulai tahun 1980 hingga 1983, sekarang STMJ Pak Sentot sudah eksis di Bareng Gang 4 hingga sekarang dan sudah membuka cabang di kawasan Stasiun Kotabaru. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar